SELAMAT DATANG







Terima Kasih atas kunjungan anda di website saya



Di website saya ini akan saya informasikan tentang lowongan pekerjaan, bagi kamu-kamu semua yang belum memiliki pekerjaan atau yang sedang mencari pekerjaan.lowongan pekerjaan ini akan selalu saya update, Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda semua.



12 April 2012

Lowongan Kerja

Dicari/Dibutuhkan Pria/Wanita klik www.penasaran.net/?ref=nvrrvf cukup masukkan nama dan alamat Email anda, dan juga kunjungi websitenya  www.uangreceh.com

  • Loker di PT. Promatcon Tepat Guna (exp: 9 Juni 2012)

  • Loker di PT. Marksvie (exp: 16 Apr 2012)

  • Loker di PT.Ciwangi Berlian Pondok Indah (exp: 9 Juni 2012)

  • Loker di PT. Sartonet Filtrasi Indonesia (exp: 9 Apr 2012)

  • Loker di PT. Diamond Globe Group (exp 8 Juni 2012)

  • Loker di PT. Intama Karsa (exp: 8 Juni 2012)

  • Loker di PT. DS Cakrawala (exp: 6 Juni 2012)

  • Loker di PT. MLW Telecom (Exp: 5 Juni 2012)

  • Loker di PT. Mindotama Avia Teknik (Exp: 23 Apr 2012)

  • Loker di PT. Malindo Feedmill, Tbk (Exp: 4 Mei 2012)

  • Loker di PT. Monex Investindo (Exp 4 Juni 2012)

  • Loker di PT. Hitek Sukses Makmur Jakarta (Exp 18 Apr 2012)

  • Loker di PT. Circle K Indonesia Utama (Exp 30 Apr 2012)

  • Loker di LP3I Business College Cirebon (Exp 4 Juni 2012)

  • Loker di Kumon Danau Batur 4 Juni 2012

  • Loker di PT. Mustika Citra Rasa (Exp 3 Juni 2012)

  • Loker di I Care Home Beauty (Exp 3 Juni 2012)

  • Loker di PT. Mitsuboshi Belting Indonesia (Exp: 30 Apr 2012)

  • Loker di Palm Kids National Plus School (Exp: 30 Apr 2012)

  • Loker di PT. Dutapro Solo (Exp: 5 Juni 2012)

  • Loker di PT. Intama (Exp: 2 Mei 2012)

  • Loker di OL’ Nie Salon, SPA & Reflex (Exp: 1 Juni 2012)

  • Jakarta Jobs at PT. Berrybenka

  • Jakarta Jobs at PT. Caraka Solusi Indonesia

  • Tuban Kuta Bali Jobs (Rama Group)

  • Lowongan di Serang (PT. Lung Cheong Brothers)

  • Lowongan April 2012 di PT. Multi Power Synergi

  • Lowongan Mei 2012 – PT. First Sec Serv Indo

  • Lowongan April PT. The Service Line Indonesia

  • Lowongan di PSM Consulting | Exp: Mei 2012

  • Credit Marketing Officer – PT. Tirta Laras Finance

  • INFO Lowongan di PT Omega Part | Exp: Mei 2012

  • INFO Lowongan di PT. Goldenpack Perkasa

  • Lowongan Dosen di Amik / STIE Tunas Patria

  • Lowongan di PT. Caleb Technology | Exp: Mei 2012

  • Sales Marketing PT. Solusi Jaya | Exp: Apr 2012

  • Lowongan di Casablanca Realty | Exp: Apr 2012

  • Lowongan Accounting di PT. Matra Group | Exp: Mei 2012

  • Lowongan Teknisi di PT. Multijaya Anugrah Mandiri

  • Lowongan Mei 2012 di PT. TMKU

  • Lowongan di PT. Avisha | Exp: Mei 2012

  • Lowongan di Universal Furnitures Industries | Exp: Mei 2012

  • Jakarta Job (Brand Activation Manager PT Matari Advertising)

  • Art Director Job at Off Base Productions (Jakarta)

  • Lowongan di PT. Adira Dinamika Multifinace | Exp: Apr 2012

  • Lowongan di PT. Soe Gee | Exp: Mei 2012

  • Lowongan di PT. BPR Daya Perdana Nusantara (Exp: Apr 2012)

  • Lowongan di PT. BPN (Exp Mei 2012)

  • Lowongan di PT. Central Capital | Exp: Apr 2012
  • Lowongan Kerja

    Dibutuhkan Pria/Wanita, klik www.penasaran.net/?ref=nvrrvf cukup masukkan nama dan alamat Email anda

  • Loker di PT. GCC Services Indonesia (exp: 30 Apr 2012)

  • Loker di Extra Smart (exp: 9 Juni 2012)

  • Loker di Alam Sutera Education (exp: 9 Juni 2012)

  • Loker di PT. Kian Aji Hutama (exp: 9 Juni 2012)

  • Loker di PT. Promatcon Tepat Guna (exp: 9 Juni 2012)

  • Loker di PT. Marksvie (exp: 16 Apr 2012)
  • 03 April 2012

    Lowongan Kerja

    Lowongan Kerja Sampingan,dibutuhkan seorang pekerja keras,info dan lamaran di http://www.penasaran.net/?ref=nvrrvf  anda cukup memasukkan nama anda dan alamat Email anda ke dalam kolom yang sudah disediakan, silakan bergabung dengan kami.

    04 February 2012

    POKOK  -  POKOK PENINGKATAN KESADARAN K3 DI KALANGAN KARYAWAN

    1.  PENGERTIAN
         Berikanlah pengertian yang sebaik-baiknya kepada mereka tentang tata cara bekerja yang benar, tepat,cepat dan selamat.

    2.  CONTOH  KERJA
         Berikanlah contoh-contoh kerja yang benar dan mudah ditiru.

    3.  TELADAN  KERJA
         Berikanlah teladan yang baik dengan mengadakan percobaan yang harus dilakukan, sehingga mereka dapat mengerti, memahami dan dapat melaksanakannya sesuai dengan cara yang telah diberikan.

    4.  DASAR  KESELAMATAN  KERJA
         Yakinkanlah mereka, bahwa K3 mempunyai dasar - dasar yang sama pentingnya dengan kualitas, mutu, dan target.

    5.  PELAKSANAAN  KERJA
         Berikanlah pengertian yang mendalam kepada mereka, bahwa cara-cara pelaksanaan pengamanan kerja  yang dipaksakan tanpa disertai kesadaran akan berakibat lebih buruk bila dibandingkan dengan pelanggaran suatu peraturan.

    6.  TANGGUNG  JAWAB
         Berusahalah dengan sungguh-sungguh agar seluruh isi program K3 menjadi tanggung jawab semua karyawan demi kepentingan bersama.

    7.  KEINSAFAN
         Insafkanlah diri anda dan anak buah anda bahwa kecelakaan kerja sebenarnya dapat dicegah jika para karyawan telah lebih dulu mengetahuinya dan mempunyai rasa peduli serta mau untuk mencegah dan menaggulanginya.

    8.  PENGAMATAN  LINGKUNGAN
         Hendaknya anda secara terus menerus melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja dan lingkungan dengan baik, sehingga para karyawan terbiasa dengan perilaku yang baik untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik pula  dan selamat.

    9.  KEBIASAAN  PERILAKU  KERJA
         Sangat perlu dicamkan bahwa cara kerja yang baik dan aman merupakan kebiasaan saja, dan hal itu hanya bisa dikembangkan dengan kesadaran dan pengertian yang cukup, sehingga perilaku kerja yang berwawasan dan berbudayakan K3 akan selalu terjaga, dengan demikian kecelakaan kerjapun tidak akan terjadi.

    PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA

         Islam  Di Amerika
      Diantara penduduk Amerika ada tujuh juta  ( 7.000.000) jiwa yang menganut agama Islam.Walaupun mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan dan Kristen Katolik, tetapi agama Islam semakin berkembang. Bagian Amerika yang banyak memelik agama Islam adalah Kanada. Selain agama Islam dan Kristen adapula Yahudi dan masyarakat yang tdak beragama.

    Perkembangan Islam Di Eropa
    Berikut ini adalah jumlah penduduk Muslim di beberapa negara eropa, terutama Eropa Barat :
    1.  Di AUSTRALIA
         Pada bulan mei 1981 sebanyak 76.940 jiwa (59.910 jiwa dari turki, 1.574 jiwa dari Mesir, dan 3.141 dari Iran).
    2.  Di  BELGIA
         Terdapat lebih dari 186.387 orang Islam. (10.796 dari Aljazair, 105.133 dari Maroko , 6.871 dari Tunisia, dan 62.587 dari Turki).
    3.  Di  PERANCIS
         Terdapat lebih dari 2.000.000  orang Islam (777.037  dari Aljazair, 600.000 dari Maroko, dan 140.000 dari Turki).
    4.  Di  JERMAN
         Sebanyak 1,7 juta jiwa  (29.000 dari Iran, 35.584 dari Maroko , dan 26.000 dari Pakistan , dan  selebihnya dari Yordania, Turki, dan Tunisia).
    5.  Di  BELANDA
         Sebanyak 300.000 jiwa (berasal dari Maroko dan Turki).
    6.  Di  NORWEGIA
         Sebanyak 12.518 jiwa penduduk Muslim (1.447 dari Maroko, 7.792 dari pakistan, dan 3.279 dari Turki)
    7.  Di  SWEDIA
         Jumlah kaum Muslim sebanyak 22.000 orang (berasal dari Turki dan Belgia)
    8.  Di  INGGRIS
         Sebanyak 1,5 juta Muslim (berasal dari Pakistan dan Bangladesh).
    9.  Di  DENMARK
         Lebih dari 30.000  beragama Islam (16.000  dari Turki, 7000 dari Pakistan, dan sisanya di negara lain).
    10. Di  FINLANDIA
         Sebanyak 2.000 orang Muslim
    11. Di  YUNANI
          Penduduk muslimnya sekitar  300.000 jiwa.
    12. Di  ITALIA
          Sebanayak 200.000 penduduknya beragama Muslim
    13. Di  PORTUGAL
          Sebanyak 30.000  penduduk muslim
    14. Di  SPANYOL
          Pada tahun 1980 sekitar 8.000 penduduk muslim atau lebih dari 100.000 orang.
    15. Di  SWISS
          lebih dari 55.000 penduduk muslim

          Angka - angka ini merupakan gambaran minimal yang didata  pada tahun 1980 sampai 1984.

    REAKTOR NUKLIR


      Reaktor nuklir adalah alat yang berupa tempat terjadinya reaksi inti berantai baik fisi maupun fusi.          

    Pada umumnya sebuah reaktor mempunyai komponen - komponen sebagai berikut :
                                       

    1. BAHAN  BAKAR
        Bahan bakar berupa uranium (U-235) yang sudah diperkaya, kemudian diletakkan pada teras reaktor didalam moderator.

    2. MODERATOR
       Moderator berfungsi untuk menurunkan energi neutron dari energi tinggi menjadi energi termik dengan cara menurunkan atau memperlambat kelajuannya. Bahan moderator dapat berupa air (H2O), air berat (D2O), grafit dan berilium.

    3. BATANG  KENDALI  ATAU  BATANG  KONTROL
        Batang kendali berfungsi sebagai pengendali populasi neutron dalam reaktor, oleh sebab itu batang kendali terbuat dari bahan yang dapat menyerap populasi neutron. Bahan batang kendali biasanya terbuat dari material yang mengandung boron atau cadmium.

    4. PENDINGIN
        Pendingin berfungsi menjaga temperatur pada seluruh sistem pada reaktor, Bahan pendingin dapat berupa air atau karbondioksida.

    5. PERISAI  ATAU  WADAH
        Perisai berfungsi sebagai penahan reaktor dari tekanan dan radiasi.Oleh karena itu bahan perisai harus terbuat dari bahan yang kokoh dan tidak tembus radiasi. Pada umumny perisai tebuat berlapis baja tebal, bata tahan panas dan timbal sebagai bahan penahan radiasi.

    28 January 2012

    New Jobs / Careers / Vacancies / CPNS

    SEMINAR OPERASIONAL

    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah   Krisis ekonomi berkepanjangan mengakibatkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Hanya perusahaan yang mampu menekan biaya produksi seminimal mungkin dengan tanpa mengurangi kualitas produk yang dapat bertahan. Salah satu cara menekan biaya produksi dengan menekan total biaya persediaan bahan baku yang seminimum mungkin, baik dalam biaya pesanan, penyimpanan, kehilangan, dan kerusakaan bahan baku. Persediaan bahan baku harus dapat memenuhi kebutuhan rencana produksi, karena jika persediaan bahan baku tidak dapat dipenuhi, akan menghambat proses produksi. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan perusahaan dalam hal image yang kurang baik. Sedangkan jika persediaan bahan baku berlebihan dapat meningkatkan biaya penyimpanan, kerusakan, dan kehilangan bahan baku. Persedian bahan baku PT. KPL belum direncanakan dan dikendalikan, sehingga sering terjadi proses produksi terhambat, karena kehabisan bahan baku atau bahan baku yang dipesan belum diterima. Pada saat-saat tertentu bahan baku tersedia di gudang secara berlebihan, sehingga tidak jarang ada kehilangan bahan baku. Selain itu komputer PT. KPL masih belum dimanfaatkan secara optimal. Komputer PT. KPL hanya digunakan untuk menyajikan laporan kegiatan masa lampau, bukan sebagai penyaji informasi yang akurat. Untuk itu perlu adanya peramalan kebutuhan produk, perencanaan dan pengendalian persediaan yang didukung oleh sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi. 1.2 Perumusan masalah • Setelah melihat fenomena yang ada didalam latar belakang maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yang nantinya diharapkan dapat membantu kinerja dari suatu perusahaan tersebut dengan rumusan masalah “ Bagaimanakah rancangan system informasi persediaan bahan baku dengan menggunakan terkomputerisasi PT. KPL“.  1.3 Tujuan penelitian  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat diketahui bagaimana kondisi yang sebernarnya terjadi diperusahan tersebut sehubungan dengan informasi yang valid dan akurat sehingga dapat dibuat rancangan system informasi persediaan bahan baku dengan menggunakan terkomputerisasi . 1.4 Manfaat penelitian Dengan dibuatnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi pihak yang berkompeten diantaranyaa adalah : • Bermanfaat bagi diri sendiri. Diharapkan agar setelah melakukan analisis ini maka kami dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga wawasan dalam menempuh study kami sehingga nantinya bias dijadikan bekal setelah melakukan tugas makalah ini. • Bermanfat bagi perusahaan. Diharapkan agar setelah melakukan analisis ini maka kami dapat memberikan saran yang membagun sehingga dapat digunakan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja bagi perusahan sehingga menjadikan perusahaan menjadi lebih maju dan berkembang. • Bermanfat bagi ilmu pengetahuan Diharapkan agar setelah melakukan analisis ini maka kami dapat memberikan pengetahuan dan juga observasi mengenai suatu kejadian dan juga pengalaman yang terjadi sehingga dapat dibuat sebagai bahan tambahan dari suatu keilmuwan yang ada sehingga kesempurnaan disuatu zaman pasti akan tercapai dengan lebih baik dari sebelumnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Peramalan Terdapat 2 kelompok besar metode peramalan, yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dipakai apabila terdapat data masa lalu yang mendukung peramalan. Beberapa metode peramalan kuantitatif: Holt Winter, Moving Average With Index Seasonal, SingleExponential Smoothing, Double Exponential Smoothing, Multiplikatif Winter.Perhitungan metode tersebut dapat dilakukan dengan software Minitab atau QS. 2.2 Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai sumber daya yang belum digunakan. Persediaan mempunyai nilai ekonomis di masa mendatang pada saat aktif. Fungsi manajemen persediaan: A. Perencanaan persediaan: menentukan kebutuhan material untuk memenuhi rencana produksi yang telah disusun. B. Pengendalian persediaan: menentukan tingkat persediaan yang sesuai, dimana pemesanan harus dilakukan kembali, persediaan pengaman, pendataan tingkat dan kondisi persediaan. Perencanaan dan pengendalian persediaan yang efektif akan memberikan pemenuhan kebutuhan secara tepat baik waktu, jumlah, maupun spesifikasi dengan total biaya persediaan yang optimal. Biaya-biaya yang terkait dalam penentuan total biaya persediaan: A. Harga: harga beli per unit, jika item diperoleh dari vendor atau biaya produksi per unit bila item tersebut diproduksi sendiri. B. Biaya penyimpanan: biaya pemakaian area/ruang dan fasilitas-fasilitas dalam ruang penyimpanan, maupun fasilitas penanganan baik secara fisik maupun yang berkaitan dengan data/informasi persediaan. C. Biaya pemesanan: biaya yang timbul akibat proses pemesanan bahan baku setiap pengadaan/pembelian bahan baku. Biaya pemesanan meliputi biaya-biaya persiapan dan peletakan pesanan persediaan, biaya penanganan dan pengiriman pesanan, biaya pemeriksaan pesanan yang datang. Jika item diproduksi sendiri disebut setup cost, meliputi biaya persiapan mesin. Biaya ini ditentukan untuk sekali pemesanan. Salah satu metode pengendalian persediaan yang dapat digunakan adalah metode Economic Order Quantity(EOQ). EOQ merupakan jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk setiap kali pembelian/pemesanan. Yang dimaksud paling ekonomis adalah jumlah pembelian/pemesanan yang disertai dengan jumlah biaya yang paling rendah. EOQ dapat diformulasikan sebagai berikut:   2xAxD EOQ = --------  h Pada sistem persediaan harus dihitung frekuensi pemesanan dalam satu periode dengan rumus sebagai berikut: f = D/EOQ Waktu antar pemesanan dapat dihitung dengan rumus: t = EOQ/D   Jumlah kebutuhan bahan dalam 1 periode dapat dihitung dengan rumus: D = (permintaan produk ke-i x kebutuhan bahan baku/unit)  Reorder level dapat dihitung dengan rumus: R = (L x D) + safety stock  Sedangkan total biaya persediaan dapat dihitung dengan rumus: Total Biaya Persediaan = Biaya order + Biaya beli + Biaya simpan  dimana: EOQ : Jumlah pemesanan yang optimal A : Biaya satu kali pemesanan D : Jumlah kebutuhan bahan dalam 1 periode h : Biaya penyimpanan f : Frekuensi pemesanan dalam satu periode t : Waktu antar pemesanan R : Reorder level 2.3 Management by Exception Perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing mengubah bahan baku, bahan pembantu, dan tenaga kerja menjadi produk jadi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen; Kepala Bagian (Kabag) Produksi merencanakan dan menjadwalkan proses produksi, menghitung kebutuhan bahan baku, membuat Surat Perintah Kerja. Bagian Produksi melaksanakan Surat Perintah Kerja, mengawasi, dan mengendalikan aktivitas produksi. Kabag Produksi dapat melakukan aktivitas di atas dengan baik, jika tersedia informasi yang relevancy, accuracy, timeliness, dan completeness. Untuk itu diperlukan information processor yang mengubah data input resources, transformation process, dan outputresources menjadi informasi yang menggambarkan aktivitas produksi yang sebenarnya. Perusahaan yang cukup besar atau yang jumlah transaksinya cukup banyak, information processor diimplementasikan menggunakan aplikasi program komputer. Disamping informasi, Kabag Produksi juga memerlukan standards sebagai gambaran apa yang harus dikerjakan dan sebagai tolak ukur kinerja yang diharapkan, contoh: reorder level. KabagPPIC menggunakan standards reorder level untuk mengendalikan persediaan bahan baku, dengan membandingkan persediaan sesungguhnya dengan yang dihasilkan oleh information processor. Model management by exception dapat dilihat pada Gambar 1. Maksudnya manajer tidak memantau aktivitasnya secara terus menerus, melainkan manajer melakukan tindakan jika kinerja berada diluar batas yang sudah ditetapkan. Sehingga manajer dapat menggunakan waktunya secara lebih efektif untuk mengembangkan dan mencari peluang lain. 2.4 Production Cycle Activities Context diagram siklus produksi dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar context diagram dapat dilihat hubungan dan aliran informasi antara production cycle dengan revenue cycle , expenditure cycle, human resource management/payroll cycle, dan general ledger and reporting system. Sistem informasi revenue cycle menyediakan informasi pesanan kosumen dan ramalan permintaan produk. Informasi tersebut digunakan untuk merencanakan persediaan bahan baku. Sistem informasi production cycle menginformasikan produk jadi yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual kepada sistem informasi expenditure cycle . Informasi usulan pembelian bahan baku dicatat dalam Purchase Requisition, dan diserahkan kepada sistem informasi expenditure cycle . Sistem informasi expenditure cycle memberi informasi pembelian bahan baku kepada sistem informasi production cycle. Informasi kebutuhan tenaga kerja diserahkan kepada human resource management / payroll cycle.Humanresource managemet / payroll cycle mengembalikan informasi biaya tenaga kerja.Terakhir informasi biaya produksi dikirimkan kepada sistem informasi general ledger and reporting system dan manajemen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi operasional Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Rancang : Suatu kegiatan yang berfungsi untuk melakukan rencana untuk masa depan yang sesuai dengan program-program yang telah direncanakan 2. System informasi : Satu kesatuan alat atau komponen yang berfungsi untuk memberikan berita sehubungan dengan informasi yang yang dibutuhkan oleh pihak lain. 3. Persediaan bahan baku : Suatu cadangan bahan mentah yang akan diproses oleh suatu proses produksi. 3.2 Identifikasi penelitian Penelitian bersifat deskriptif, untuk mengambarkan secara rinci dan mengungkap keadaan yang sebenarnya. Sedangkan rancangan penelitiannya berupa studi kasus. Penulis melakukan penelitian pada PT. KPL dengan tujuan untuk melakukan analisa dan perancangan sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi. Pada penelitian ini tidak dilakukan perhitungan persentasi kecacatan produk, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan. PT. KPL menentukan tingkat kecacatan 5%, biaya pemesanan Rp. 200.000,00, sedangkan biaya penyimpanan adalah Rp. 2.000,00. Penelitian dilakukan pada 10 jenis produk yang menggunakan bahan bakunya sama. Perencanaan dan pengendalian persediaan hanya dilakukan pada bahan baku. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data berasal dari internal berupa data primer, meliputi: permintaan konsumen masa lalu; pembelian dan penerimaan bahan baku; pemakaian bahan baku; kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan persediaan bahan baku. Metode pengumpulan data menggunakan studi literatur dengan cara mengumpulkan dan mempelajari tinjauan teoritis guna menunjang penelitian dan perancangan, studi lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, menggunakan metode: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penulis melakukan perancangan pendahuluan dengan investigasi, mengamati, dan analisa sistem untuk mengetahui permasalahan. Dilanjutkan dengan perancangan konsep dengan mengevaluasi alternatif rancangan dan mengembangkan rancangan lebih spesifik. Pada tahap akhir penulis melakukan rancangan fisik berupa: peramalan kebutuhan produk dengan software Minitab, menghitung EOQ, merencanakan kebutuhan bahan baku, dan merancang logic system. 3.3 Teknik analisis  Dalam menganalisa data dalam penelitian ini, penulis menggunakan kaedah EOQ yang dipadu dengan software Minitab. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil perusahaan PT. KPL bergerak dibidang industri plastik, berlokasi di kawasan industri Margomulyo Surabaya. Proses produksi PT. KPL berdasarkan pesanan. PT. KPL memiliki 3 unit komputer, tetapi belum digunakan secara optimal. Komputer hanya digunakan untuk membuat laporan menggunakan Microsoft Word dan Excel. Bagian yang sudah memiliki komputer adalah bagian penjualan, akuntansi, dan produksi. Komputer yang ada di masing-masing bagian belum terintegrasi. Proses produksi untuk semua jenis produk pada intinya sama, perbedaan hanya pada cetakan produk. Setiap produk harus melalui 3 proses yang berurutan, yaitu: injeksi, inspeksi dan pengepakan. Kedua proses terakhir tidak memiliki persentase kecacatan. Nama produk, kode produk, kapasitas produksi, dan kebutuhan bijih plastik ditunjukkan dalam Tabel 1. 4.2 Ramalan Kebutuhan Data permintaan masa lalu diolah dengan beberapa alternatif metode peramalan. Dari hasil peramalan beberapa metode, dipilih MAD(Mean Absolute Deviation) terkecil untuk menentukan metode peramalan yang optimal. Metode peramalan Moving Average with Index Seasonal dipakai untuk kode produk 999A, 2000, SQ8, OO5, TAC3, dan 108. Sedangkan kode produk 150 dan TS3 menggunakan metode Multiplikatif Winter. Metode Single Exponential Smoothing digunakan pada kode produk TSY dan 508. Hasil peramalan kebutuhan untuk tiap produk dari bulan Januari sampai dengan Juni 2000 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Kapasitas Produksi dan Kebutuhan Bijih Plastik Tabel 2. Hasil Peramalan Kebutuhan Produk Tahun 2000 Pada proses pembuatan produk plastik, kecacatan yang ditimbulkan pada mesin injeksi sebesar 5%, maka saat meramalkan kebutuhan produk kecacatan harus diperhitungkan. Peramalan produk 999A Bulan Januari 2000 disertai kecacatan adalah 7.209,11 X 105% = 7.570 kg. Perhitungan produk lainnya untuk bulan Januari sampai dengan Juni 2000 dilakukan dengan cara yang sama. Hasil peramalan kebutuhan produk disertai tingkat kecacatan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Peramalan Kebutuhan Produk Disertai Tingkat Kecacatan Th. 2000 Perhitungan dilakukan untuk menentukan jumlah pemesanan ekonomis setiap kali pemesanan. Biaya yang ditimbulkan untuk tiap kali pemesanan sebesar Rp. 200.000,00 sedangkan biaya penyimpanan untuk tiap kg/periode pemesanan sebesar Rp. 2.000,00. Perbandingan yang cukup besar (100 kali lipat) antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan menunjukkan bahwa penyimpanan 100 bahan baku sama dengan melakukan satu kali pemesanan. Hal ini berarti penyimpanan bahan baku lebih menguntungkan daripada melakukan pemesanan. Jumlah pemesanan ekonomis per bulan ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Pemesanan Ekonomis Tabel 4 digunakan sebagai standart pada management by exception yang akan diterapkan pada sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi. EOQ, Reoder Level, Frekuensi Order, Jarak Pemesanan, dan Total Biaya Persediaan Bulan Januari 2000 dapat dilihat di bawah ini. Perhitungan untuk Bulan Februari sampai dengan Juni 2000 dapat dilakukan dengan cara yang sama. Jumlah permintaan bahan baku per bulan: D = (permintaan produk ke-i * kebutuhan bahan baku/unit ) = (7.570 x 0,500) + (3.3921 x 0,087) + (20.469 x 0,125) + (4.538 x 0,833) + (3.530 x 0,469) + (13.569 x 0,370)+(40.219 x 0,146)+(9.471,3 x 0,449)+(14.684 x 0,347) + (34.702 x 0,076) = 37.591,94 kg Pemesanan ekonomis: EOQ = (2 x Rp.200.000,00 x 37.591,94 / Rp. 2.000,00) = 2.741,97 kg Frekuensi pemesanan : f = D/EOQ = 37.591,94 / 2.741,97 = 13,71 kali Jarak antar pemesanan: t = EOQ/D = 2.741,97 / 37.591,94 = 0,072 bulan Reorder level: R = (L x D) + safety stock = (2 x 37.591,94 x 12/300) +(37.591,94 x 20% x 12/300) = 3.308,09 kg Total biaya persediaan: = Biaya order + Biaya beli + Biaya simpan = Rp. 200.000,00 + (Rp. 2.000,00 x 2741.97)+(20% x Rp. 2.000,00 x 2741.97 / 2) = Rp. 75.932.270,83 Jarak dan frekuensi pemesanan dapat dihitung dengan memperhatikan jumlah permintaan. Pemesanan ekonomis menghasilkan total biaya persediaan yang minimum.Nilai EOQ yang telah dihitung dimasukkan dalam Master Planning Schedule harian atau yang lebih dikenal sebagai Material Requirement Planning dapat dilihat pada Tabel 5 sampai dengan 10. Dari tabel tersebut dapat dilihat kapan bagian pembelian harus memesan kembali bahan baku dan berapa unit bahan baku yang harus dipesan. Pada perhitungan pemesanan dan frekuensi pemesanan juga perlu mempertimbangkan persediaan yang ada di gudang pada saat itu. Jumlah persediaan yang ada di gudang saat itu akan sangat mempengaruhi frekuensi permintaan bahan baku yang dipesan. 4.3 Rancang Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Terkomputerisasi PT. KPL Tabel MRP manual, yang dihasil dari penelitian pada Tabel 5 sampai dengan 10 tidak dapat menyesuaikan, jika jumlah permintaan kebutuhan produk melebihi jumlah produk yang direncanakan atau pemakaian bahan baku tidak sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga informasi permintaan pembelian bahan baku tidak akurat, yang pada akhirnya dapat mempersulit perencanaan dan pengendalian bahan baku. Untuk itu perlu dirancang sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi yang on-line. Dalam rancangan sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi hanya dirancang sistem informasi secara konseptual. Sistem informasi konseptual digambarkan dengan model grafik: proses dan data. Model proses yang akan digunakan adalah Data Flow Diagram, sedangkan model data adalah Entity Relationship . 4.4 Rancangan Data Flow Diagram Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Rancangan data flow diagram sistem informasi persediaan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3. Dari gambar tersebut dapat dilihat akitivitas perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku, serta aktivitas apa saja yang dapat mempengaruhi persediaan bahan baku. Aktivitas yang terlibat adalah Penerimaan Pesanan, Pengiriman Produk, Peramalan Kebutuhan Produk, Perencanaan dan Penjadwalan Produksi, Proses Produksi, Pemesanan Bahan Baku, dan Penerimaan Barang. Pada aktivitas Penerimaan Pesanan ditunjukkan aktivitas penerimaan pesanan oleh Bagian Pemasaran dengan diterbitkannya Sales Order. Jika jumlah produk tidak memenuhi permintaan Customer, maka Bagian Pemasaran menginformasikan kebutuhan produk kepada Bagian Produksi. Keseluruhan pesanan, baik yang dapat dilayani maupun yang tidak dapat dilayani dicatat oleh Bagian Pemasaran pada file Sales Order. Berdasarkan Sales Order Bagian Gudang menyiapkan produk dan membuat Packing Slip. Bagian Pengiriman mengirim barang disertai dengan Packing Slip, kemudian mengembalikan Packing Slip kepada Bagian Pemasaran. Bagian Pemasaran melakukan peramalan kebutuhan produk berdasarkan data pesanan tahun lalu, ditunjukkan pada aktivitas Peramalan Kebutuhan Produk. Metode peramalan kuantitatif yang digunakan adalah Holt Winter, Moving Average With Index Seasonal, Single Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing, Multiplikatif Winter. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software Minitab atau QS. Hasil peramalan dicatat pada file Ramalan Kebutuhan Produk dan diinformasikan kepada Bagian Produksi. Tabel 5. MRP Bulan Januari 2000 Tabel 6. MRP Bulan Februari 200 Tabel 7. MRP Bulan Maret 2000 Tabel 8. MRP Bulan April 2000 Tabel 9. MRP Bulan Mei 2000 Tabel 10. MRP Bulan Juni 2000 Gambar 3. Rancangan Data Flow Diagram Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku  Pada aktivitas Perencanaan dan Penjadualan Produksi, penulis hanya menekankan pada aktivitas perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku. Rumus-rumus pengendalian persediaan pada sub 2.2 dimasukkan ke dalam program komputer.Berdasarkan file Ramalan Kebutuhan Produk, Sales Order, Bill of Material, Persentase Cacat, Produk Jadi, Bahan Buku, dan WIP Bagian Produksi dapat melihat informasi permintaan per bulan, EOQ, reorder level, frekuensi order, jarak pemesanan, dan total biaya persediaan dengan bantuan komputer. Selain itu Bagian Produksi dapat melihat informasi MRP yang akurat. Reorder level digunakan oleh komputer sebagai standart. Maksudnya jika persediaan bahan baku sudah mencapai tingkat reorder level, maka komputer yang akan menyajikan informasi permintaan pembelian bahan baku kepada Bagian Produksi. Bagian Produksi mencetak permintaan pembelian bahan baku, dan menyerahkannya kepada Bagian Pembelian. Dengan demikian Bagian Produksi tidak harus memperhatikan persediaan terus menerus. Akitivitas Proses Produksi dilakukan oleh Bagian Produksi, setelah mendapat Surat Perintah Kerja dan Daftar Permintaan Bahan Baku dari Kepala Produksi. Berdasarkan Daftar Permintaan Bahan Baku Bagian Produksi meminta bahan baku kepada Bagian Gudang. Pada saat Bagian Gudang mengeluarkan bahan baku, juga harus dicatat pada file Bahan Baku. Bagian Produksi melakukan proses produksi. Produk yang masih dalam proses dicatat pada file WIP, sedangkan produk jadi dicatat pada file Produk Jadi. Akitivas Pemesanan Bahan Baku dilakukan, jika persediaan bahan baku sudah mencapai tingkat reorder level. Bagian Pembelian mencari Vendor yang dapat memberikan bahan baku dengan harga termurah dan kualitas yang baik. Bagian Pembelian menerbitkan Purchase Order, menyerahkan Purchase Order asli kepada Vendor dan salinan Purchase Order kepada Bagian Penerimaan. Vendor mengirim bahan baku disertai dengan Goods Packing Slip. Bagian Penerimaan menyerahkan Goods Packing Slip kepada Bagian Pembelian dan mencatat penerimaan pada file Bahan Baku. Dari aktivitas-aktivitas di atas tampak perlu adanya sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi yang on-line, agar diperoleh informasi yang akurat untuk perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku. Dengan sistem terkomputerisasi on-line diharapkan adanya feed back , sehingga MRP dapat disajikan secara akurat. 4.5 Rancangan Entity Relationship Diagram Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Berdasarkan aktivitas yang diusulkan perlu adanya tempat penyimpanan data berupa file. Penulis mengusulkan Entity Relationship Diagram yang dapat dilihat pada Gambar 4. Entity Relationship Diagram digunakan untuk memudahkan perancangan sistem fisik database. Gambar 4. Entity relationship diagram BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari penelitian dan perencanan dapat disimpulkan: 1. Jumlah pemesanan ekonomis dengan frekuensi pemesanan maksimum untuk tiap bulan menghasilkan biaya total persediaan yang minimum, dibandingkan dengan frekuensi pemesanan yang lebih sering. 2. Pengurangan frekuensi pemesanan akan mengurangi total biaya persediaan, karenabiaya yang dikeluarkan untuk setiap kali pesan sebanding dengan 100 unit bahan baku yang disimpan pada tiap periode 3. Sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi dapat menyajikan informasi yang relevancy, accuracy, timeliness, dan completeness, sehingga memudahkan Kabag Produksi untuk merencanakan dan mengendalikan presediaan bahan baku. SARAN 1. Untuk penelitian lebih lanjut perlu ditentukan kembali persentase kecacatan, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan. Untuk menentukan total biaya persedian yangminimum, juga perlu diperhitungkan bunga bank. Sehingga perhitungan jumlah pemesanan akan lebih akurat. 2. Segera dirancang sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi secara fisik, dengan pembuatan program aplikasi. Sebelum program aplikasi diterapkan bagian yang bersangkutan harus diberi pelatihan....

    Rumahku surgaku

    Sejak kecil aku menyenangi kemandirian sehingga dimana saja aku sangat tidak tergantung pada siapapun. hal itu berakibat tingginya rasa percaya diri dalamdirisaya. aku menginginkan dapat membuat kesejahteraan pada diiri dan orang disekitar kita menggunakan kaedah ilmu ekonomi yang pernah kupelajari di universitas wijaya kusuma surabaya.....

     

     


    KANTORKU

    peralatan dan juga persediaan alat-alat kantor sudah aku sediakan disini cuma tunggu kamu aja apa yang kamu perlukan tinggal klik sini ..,,

    26 January 2012

    Pelatihan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

      BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG ”The only way we can beat the competition is with people” demikian kata Robert J. Eaton, chief executive officer (CEO) produsen mobil terkemuka di Amirika Serikat. Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa meskipun kita dewasa ini berada di era teknologi canggih, peran SDM dalam menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja. Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Membicarakan sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan pengembangan organisasi. Keterkaitan antara aspek-aspek manajemen itu sangat erat sekali sehingga sulit bagi kita untuk menghindari dari pembicaraan secara terpisah satu dengan lainnya. Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena penempatan karyawan secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Karyawan baru sering sering merasa tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawab mereka. Permintaan pekerjaan dan kapasitas karyawan haruslah seimbang melalui program orietasi dan pelatihan. Keduanya sangat dibutuhkan. Sekali para karyawan telah dilatih dan telah menguasai pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan tanggung jawab mereka di masa depan. Ada kecenderungan yang terus terjadi, yaitu semakin beragamnya karyawan dengan organisasi yang lebih datar, dan persaingan global yang meningkat, upaya pelatihan dan pengembangan dapat menyebabkan karyawan mampu mengembangankan tugas kewajiban dan tanggung jawabnya yang lebih besar. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1) Apakah yang dimaksud dengan pelatihan (training) dan pengembangan (development) SDM? 2) Apasaja tujuan diadakannya pelatihan (training) dan pengembangan (development) SDM? 3) Apasaja jenis-jenis pelatihan (training) dan pengembangan (development) SDM? 4) Bagaimana tahapan pelatihan (training) dan pengembangan (development) SDM? 5) Apasaja program pelatihan (training) dan pengembangan (development) SDM? 6) Bagaimana proses pelatihan (training) dan pengembangan (development) SDM? 7) Apasaja permasalahan yang terjadi dalam pelatihan (training) dan pengembangan (development) SDM? 8) Bagaimana metode-metode yang digunakan dalam pelatihan (training) dan pengembangan (development) SDM? 1.3. TUJUAN 1) Untuk mengetahui apa yang dimaksukan dari pelatihan dan pengembangan SDM. 2) Untuk mengetahui bagaimana proses serta apasaja jenis – jenis pelatihan dan pengembangan SDM. 3) Untuk mengetahui tahapan - tahapan yang ada dalam pelatihan dan pengembangan SDM   BAB II. PEMBAHASAN Pada strategi bisnis perusahaan, secara kompehensip juga memuat strategi pengembangan SDM. Salah satu strategi di bidang pengembangan SDM adalah dengan melakukan Training & Development, bahkan bagi perusahaan yang sudah cukup besar, sebaiknya memiliki bagian T&D tersendiri, yang “in line” atau sejalan dengan strategi pengembangan Sumber Daya Manusia.  Pengertian Training and Development (TD) Pendapat “Wexley dan Yukl” tersebut lebih memperjelas penggunaan istilah pelatihan dan pengembangan. Mereka berpendapat bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi. Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana). Pengertian pelatihan dan pengembangan pegawai, dikemukakan oleh Adrew E. Sikula (1981 : 227) yaitu Istilah pelatihan ditujukan pada pegawai pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis, sedangkan pengembangan ditujukan pada pegawai tingkat manajerial untuk meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan memperluas human relation. Mariot Tua Efendi H (2002) latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Selanjutnya mariot Tua menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja. Sjafri Mangkuprawira (2004) pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Sedangkan pengembangan memiliki ruang lingkup lebih luas. Dapat berupa upaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau sering untuk kepentingan di masa depan. Pengembangan sering dikategorikan secara eksplisit dalam pengembangan manajemen, organisasi, dan pengembangan individu karyawan. Penekanan lebih pokok adalah pada pengembangan manajemen. Dengan kata lain, fokusnya tidak pada pekerjaan kini dan mendatang, tetapi pada pemenuhan kebutuhan organisasi jangka panjang. Said Haryadi menjelaskan, bahwa dalam training & development, dikenal adanya pengembangan Level Organisasi dan Level Individu. Pengembangan level organisasi terkait dengan kebutuhan suksesi, dan bertujuan untuk mempersiapkan kandidat agar sukses pada posisi yang akan datang. Pengembangan level individu terkait dengan kebutuhan peningkatan kinerja individu pada posisi saat ini, dan bertujuan membantu karyawan untuk sukses pada posisi saat ini. Pada suatu perusahaan, umumnya pengembangan level organisasi, disatukan dalam bagian strategi pengembangan SDM. Pengembangan dilakukan pada kandidat yang telah mengikuti proses assessment center, dan telah diketahui hasilnya bahwa kandidat memiliki potensi untuk dikembangkan dan sukses pada suatu target posisi tertentu. Pengembangan pada kandidat ini, dilakukan pada kompetensi yang belum memenuhi standar pencapaian yang ditentukan. Sedangkan pengembangan level individu, dilakukan sebagai follow up dari penilaian kinerja individu, dan dilakukan setelah diketahui pencapaian kinerja individu dan pada level kompetensi mana yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kinerja individu tersebut.  Tujuan Training and Development (TD) 1) Meningkatkan produktivitas kerja. 2) Meningkatkan kualitas kerja. 3) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi. 4) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja. 5) Meningkatkan perkembangan pribadi karyawan / pegawai. 6) Meningkatkan ketetapan perencanaan SDM 7) Meningkatakan rangsangan agar para pegawai berprestasi secara maksimal.  Jenis – jenis Training and Development (TD) Pelatihan sumber daya manusia dapat dibedakan ke dalam pelatihan yang dilakukan organisasi yang disebut “pelatihan organisasional” (organizational training) dan pelatihan yang dilakukan sendiri oleh peserta pelatihan yang disebut “instruksi sendiri” (self-instruction). 1. Pelatihan organisasional (organizational training). Pelatihan organisasional (organizational training), sebagai salah satu jenis proses be-lajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar system pendidikan yang ber-laku dalam waktu yang relatif singkat dapat dilaksanakan sementara karyawan itu dalam be-kerja atau di luar kerja. Yang terdahulu disebut “pelatihan dalam kerja” sedang yang terakhir disebut “pelatihan luar kerja”. 2. Pelatihan dalam kerja (on the job training). Pelatihan dalam kerja (on the job training) merupakan suatu jenis pelatihan untuk ka-ryawan dalam bentuk pelatihan praktek dengan menggunakan suasana dan tempat karyawan itu melakukan tugasnya, sebagai lawan dari pelatihan diluar tempat kerja. Pelatihan dalam kerja meliputi, diantaranya, magang, rotasi jabatan, instruksi kerja, pelatihan pendahuluan, permainan bisnis, permainan peranan, pelatihan kemahiran, dan penugasan sementara. 3. Pelatihan luar kerja (off the job training). Pelatihan luar kerja (off the job training), yang berbeda dengan pelatihan dalam kerja (on the job training), merupakan pelatihan karyawan yang diselenggarakan dan berlangsung di luar tempat karyawan yang bersangkutan bekerja. Banyak model pelatihan luar kerja yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi. Pelatihan luar kerja meliputi studi kasus, pelatihan laboratorium, kursus khusus, dan pelatihan di lembaga pendidikan. 4. Instruksi sendiri (self instruction), atau lebih popular namun kurang cermat, “belajar sendiri”, adalah suatu istilah yang digunakan untuk melukiskan setiap situasi pembelajaran di mana para peserta pembelajaran tersebut mengambil tanggungjawab atas pembelajaran mereka sendiri.  Tahapan- tahapan Training and Development (TD) Tahapan pengembangan SDM sebaiknya dimulai dari tahap pertama, yakni identifikasi kebutuhan pengembangan. Dalam tahapan ini, kita sejatinya hendak menggali proses pengembangan apa yang paling cocok bagi individu tertentu. Dalam proses ini kita melakukan asesmen mengenai strenghts dan areas for development dari tiap individu (karyawan). Asesmen dapat dilakukan dengan melalui pola assessment center atau juga melalui observasi dan evaluasi dari atasan masing-masing (cara ini lebih praktis dibanding harus menggunakan assessment center).  Dari hasil asesmen tersebut kita kemudian bisa merumuskan program pengembangan apa yang cocok bagi karyawan yang bersangkutan. Sebaiknya perumusan program pengembangan hasil asesmen ini tidak hanya didasarkan pada kelemahan karyawan, namun justru harus lebih bertumpu pada kekuatan yang dimiliki oleh karyawan tersebut (pendekatan semacam ini disebut sebagai strenght-based development). Menurut riset, pendekatan semacam ini lebih efektif dibanding pendekatan yang bertumpu pada kelemahan individu.  Jenis program atau proses pengembangan yang disusun juga tidak mesti harus berupa training di ruang. Ada banyak alternatif program pengembangan lain seperti: 1. mentoring (karyawan yang dianggap senior dan memiliki keahlian khusus menjadi mentor bagi sejumlah karyawan lainnya)  2. project/special assignment (penugasan khusus untuk menambah job exposure) 3. job enrichmnet (memperkaya bobot pekerjaan)  4. On-the-job training.  Tahapan berikutnya adalah monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan yang telah disusun. Dalam fase ini, setiap progres pelaksanaan program dimonitor efektivitasnya dan kemudian pada akhir program dievaluasi dampaknya terhadap peningkatan kinerja karyawan yang bersangkutan, dan juga pada kinerja bisnis.  Serangkaian tahapan di atas mulai dari fase identifikasi, fase penyusunan program pengembangan dan fase monitoring/evaluasi sebaiknya dibakukan dalam mekanisme yang sistematis dan tersandar. Sebaiknya disusun juga semacam buku panduan lengkap untuk melakukan serangkaian proses di atas, disertai tools yang diperlukan. Dengan demikian, setiap manajer atau karyawan paham akan apa yang mesti dilakukan. Tentu saja, harus ada pengelola dari departemen SDM yang bertugas khusus untuk memastikan bahwa serangkaian proses di atas dapat dilakukan dengan benar dan tertib. Pola semacam inilah yang mesti dilakukan jika perusahaan benar-benar ingin mendayagunakan potensi setiap SDM-nya secara optimal.   Langkah – langkah / ProsesTraining and Development (TD) Program pelatihan terdiri dari 5 langkah yaitu : 1) Menganalisis kebutuhan Keterampilan dan kebutuhan calon yang akan dilatih dan mengembangkan pengetahuan khusus yang terukur serta tujuan prestasi. 2) Merancang instruksi Untuk memutuskan, menyusun, dan menghasilkan isis program pelatihan, temasuk buku kerja, latihan, dan aktivitas; dengan menggunakan teknik pelatihan kerja langsungdan mempelajarina dengan dibantu oleh computer. 3) Langkah validasi Program pelatihan dengan menyajikan beberapa pemirsa yang dapat mewakili.  4) Menerapkan seluruh program Dapat melatih kandidat / karyawan yang ditargetkan oleh sebuah perusahaaan / organisasi. 5) Evaluasi dan tindak lanjut Dimana manajemen dapat menilai keberhasilan atau kegagalan dalam program ini. Kebayakan perusahaan tidak dan mungkin saja tidak perlu membuat bahan pelatihan sendiri karena banyak bahan yang tersedia on-line atau off –line. Sebagai contoh, situs pengembangan professional thinq.com yang menawarkan banyak sekali kursus berbasis-Web yang bias diambil karyawan secara on-line.  Metode- metode Training and Development (TD) On-The Job Training   Metode On-the job trianing yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi metode yang bervariasi. Mengapa disebut demikian, sebab ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, pleno, penugasan, studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman peserta. Media pendukung yang digunakan, seperti bahan serahan (handouts), peta-peta, sample masalah, transparansi yang ditayangkan dengan OHP, bahan presentasi yang ditayangkan dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan dan/kertas plano, dan mendemostrasikan pekerjaan agar pegawai baru dapat memahami dengan jelas.   Diskusi Umum (Diskusi Kelas)   Pengertian Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/ pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain   Curah Pendapat (Brain Storming)   Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.   Diskusi Kelompok   Pengertian Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok   Bermain Peran (Role-Play)   Pengertian Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peranperan yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap. Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.   Simulasi   Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam contoh yang kedua, metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.  Sandiwara   Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media untuk memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan peningkatan kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.   Demonstrasi   Pengertian Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan   Praktek Lapangan   Pengertian Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan.   Permainan (Games)   Pengertian Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai.  Permasalahan Dalam Pelatihan (Training Problem) Masalah – masalah yang terdapat di dalam perusahaan atau organisasi pada umumnya ada kaitan dengan pelatihan antara lain: 1) Masalah kemampuan personil (Performance). Fokus perhatian apakah para pekerja sudah memahami atau dapat melakukanapa yang seharusnya mereka kerjakan. 2) Perubahan teknologi dan sistem. Pengembangan penggunaan teknologi baru pada perusahaan perlu diimbangi peningkatan kemampuan personil pelaksanaannya. Perubahan system kerja ini dapat berdampak kepada proses interaksi system lama yang juga perlu diimbangi dengan adaptasi kerja dan pelaksanaannya. 3) “Automaticor Habitual Training”. Dalam hal tertentu pelatihan merupakan suatu hal yang selalu dilakukan baik karens sudah menjadi keharusan. Di sini pendidikan dilaksanakan tanpa didasarkan kepada alasan khusus tentang perlunya pelatihan. Ketiga hal di atas semuanya memerlukan tindakan pendidikan. Namun demikian sebelum dilakukan penyediaan sumber pendidikan perlu dilakukan pengkajian yang cermat telebih dahulu agar pendidikan yang akan dilaksanakan lebih efektif dan mengarah pada pemecaha masalah.   KESIMPULAN Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.