SELAMAT DATANG







Terima Kasih atas kunjungan anda di website saya



Di website saya ini akan saya informasikan tentang lowongan pekerjaan, bagi kamu-kamu semua yang belum memiliki pekerjaan atau yang sedang mencari pekerjaan.lowongan pekerjaan ini akan selalu saya update, Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda semua.



26 January 2012

Objek Wisata

OBJEK WISATA Pada hakekatnya pariwisata adalah kegiatan budaya. Di wilayah Kota Sawahlunto banyak dijumpai objek-objek pariwisata yang dapat digali potensinya sebagai daerah tujuan pariwisata, baik wisata alam, wisata kultural/budaya maupun jenis wisata lainnya. Beberapa tujuan wisata yang cukup baik dan potensial di Kota Sawahlunto adalah: Objek Wisata Kota Lama dan Tambang. Atraksi pertambangan merupkan atraksi yang membuat seluruh bagian Kota Lama Sawahlunto menjadi daerah yang paling unik karena merupakan satu-satunya kota tambang tertua di Indonesia, serta memiliki serajah terbentuknya kota pemukiman yang unik pula secara budaya maupun secara fisiknya. Objek-objek yang dapat mendukung pengembangan pariwisata Kota Lama dan Tambang antara lainnya: -  Pertambangan Sungai Durian dan Ex. Sekolah Pertambangan Daerah ini merupakan daerah tambang pertama, yang sekarang menjadi diklat (berseberangan dengan asramanya). Letaknya ada di jalan utama Sawahlunto-Talawi. Dibagian belakangnya terdapat gua bekas tambang yang sudah ditutup sejak tahun 1993 karena mengandung gas methane.  -  Pertambangan Plat TengahPertambangan ini terletak disepanjang jalan utama Sawahluto-Talawi, dengan conveyor yang melintasi jalan raya tersebut. Disinilah terletak Lobang Sawah Rasau yang merupakan tambang kedua setelah Sungai Durian. Banyak benda-benda bersejarah sisa peninggalan Belanda terdapat disini.  -  Stasiun Kereta ApiStasiun ini sekarang masih beroperasi sebagai stasiun pengatur kereta api yang mengangkut batubara ke Solok. Disini terdapat benda-benda lama seperti Lokomotif tua serta alat pemutar rel Kereta api.  -  Bangunan Mesjid AgungKondisi bangunan Mesjid Agung Sawahlunto yang semula adalah gudang mesiu ini cukup baik. Fungsi dan bentuk bangunan tersebut sudah berubah dari bangunan semula. Cerobong bangunan saat ini digunakan sebagai minerat mesjid yang berupa menara dengan tangga memutar ke dalamnya. Atap bangunannya telah menjadi kubah. Walaupun telah mengalami cukup banyak perubahan mesjid ini merupakan suatu yang unik yang terdapat di Kota Sawahlunto.  -  Bangunan GerejaBangunan dengan gaya arsitektur kolonial (art deco) ini mempunyai suatu keunikan tersendiri dan merupakan sala satu elemen yang merupakan satu kesatuan dalam sejarah berdirinya dan tumbuhnya Kota Sawahlunto.  -  Batu SandaranBatu sandaran ini terletak dikelurahan Balai Batu Sandaran yang terletak di jalur lingkar luar Selatan Kota Sawahlunto. Obyek ini berasal dari legenda tentang beberapa sesepuh adat bermusyawarah di tempat tersebut dan bersandar pada jajaran batu yang berbentuk sandaran, yang masih ada sampai saat ini. -  RESORT WISATA KANDI TANAH HITAM Resort wisata Kandi Tanah Hitam luas 393,4 Ha berjarak ± 12 Km dari Pusat Kota Sawahlunto, terletak sebelah utara dari Pusat Kota Lama. Resort Kandi di lalui oleh sungai Batang Ombilin disanan terdapat 3 (tiga) buah Danau dengan pemandangan yang cukup indah yaitu : danau Kandi, Danau Tanah Hitam, danau Tandikat, ke tiga Danau ini merupakan bekas galian Tambang Baru bara. Status lahan merupakan lahan bekas tambang batu bara milik PT.Bukit Asam yang sudah diserahkan kepada Pemda Kota Sawahlunto. KAWASAN DANAU KANDI Luas Lahan : 2,9 ha dan Sarana yang tersedia saat ini Dermaga, kafetaria dan mushala, parkir, lahan yang masih dapat dikembangkan Dilintasi oleh jalan utama yang ada di lokasi resort wisata Rencana Pengembangan Dibutuhkan peralatan untuk rekreasi air Pengelola professional yang memberikan konstribusi kepada pemerintah daerah Penambahan fasilitas dan sarana penunjang lainnya seperti taman Pembangunan kantor pengelolaKafetaria dan sarana penunjang lain STADION OLAH RAGA Luas Lahan : 10 Ha milik Pemerintah Kota Sawahlunto Sarana yang tersedia Lahan berbentuk dataran sehingga memudahkan dalam pembangunan stadion olah raga Posisi wilayah rencana berada di tengah resort wisata Akses jalan Rencana Pengembangan Pembangunan stadion dan tempat pertandingan olah raga seperti sepak bola, atletik, GOR dll - Bertenaga by KerSip Open Source Dibuat: 8 October, 2008, 13:37 Pembangunan tempat parkir BREEDING FARM Luas lahan : 11 ha Milik Pemerintah Kota Sawahlunto Sarana yang tersedia saat ini Pengelolaan PT.Lembu Betina Subur yang merupakan perusahaan patungan antara Pemda Sawahlunto dan swasta Sapi 200 ekor serta kandang dnegan kapasitas 400 ekor Lahan rumput, akses jalan ke lokasi serta sumber air Rencana Pemgembangan  Investasi ternak sapi sampai dnegan 500 ekor Pembangunan sarana dan prasarana lainnya ARENA ROAD RACE Lausa lahan : 10 ha milik Pemerintah Kota sawahlunto Sarana yang tersedia saat ini  Track sirkuit beraspal hotmix sepanjang 1,2 km berstandar nasional Paddock  Lahan untuk pembangunan fasilitas penunjang lainnya Transportasi dilalui oleh jalan utama yang ada di lokasi resort wisata Rencana Pengembangan Pengelola professional yang mampu melaksanakan event road race nasional minimal 1 kali setahun dan local minimal 5 kali setahun serta memberikan konstribusi kepada pemerintah daerah Penambahan fasilitas tribune permanent untuk tanu VIP Pembanguna kantor pengelola Kafetaria dan sarana penunjang lainnya serta lapangan parkir GELANGGAN PACUAN KUDA Luas lahan 39,69 Ha milik Pemerintah Kota Sawahlunto Sarana yang tersedia saat ini :  Track pacuan dengan panjang 1.400 meter dan lebar 20 meter Track pacuan dengan panjang 1.400 meter dan lebar 20 meter Tribune VVIP dengan kapasitas 300 penonton, tribune VIP dengan kapasaitas 500 penonton,tribune masyarakat dnegan kapasitas lebih dari 30.000 penonton Mushalla Kandang kuda dengan kapasitas 200 ekor 2 unit tower judge dan steward Foto finish Mounting Yard Saddling Paddock Jalan Kuda Kafetaria Lahan untuk pengembangan  TAMAN SATWA/ TAMAN SAFARI MINI Perkiraan Investasi : Rp 25 Milyar Luas lahan : 40 Ha milik Pemerintah Kota Sawahlunto Sarana yang tersedia Lahan berbentuk seperti hutan yang merupakan lahan bekas tambang yang telah direklamasi Rencana pengembangan PEnataan dan pematangan lahan Penanaman pohon-pohon lain seperti mahoni, jati dan lain-lain Pembuatan kandang Investasi binatang Pembangunan kantor pengelola Pembangunan tempat parkir  PERHOTELAN DAN COTTAGE  Perkiraan Investasi : Rp 20 Milyar Luas lahan : 10 Ha milik Pemerintah Kota Sawahlunto  Sarana yang tersedia Akses jalan beraspal hotmix Sumber air Fasilitas listrik dan pembangkit Transportasi ke daerah rencana dengan melewati danau kandi - Bertenaga by KerSip Open Source Dibuat: 8 October, 2008, 13:37 Rencana pengembangan pembangunan cottage/penginapan minimal 50 kamar yang dilengkapi fasilitas hotel bertaraf bintang 3 CACAO Budi daya cacao di Kota Sawahlunto semakin diminati oleh masayarakat karena cacao sat ini menjadi komoditi unggulan di sector perkebunan yang diharapkan akan meningkatkan perekonomian masayarakat. Senagai produk unggulan cacao tersebar di seluruh kecamatan yang di Kota Sawahlunto. Bibit yang dibiayai oleh dana APBD Kota Sawahlunto sebagai berikut : Investasi (dana APBD) : Rp 1.495.000.000 a. Lahan ± (1600 ha) : milik masyarakat b. Bibit : 1 juta batang c. Perkiraaan produksi biji/thn/1 btg pohon : 2 – 2 ½ kg siap jual Disamping itu untuk lebih meningkatan pendapatan petani, bagi petani yang memiliki tanaman cacao sebanyak 300 batang dan telah berusia 1 tahun dapat fasilitas pemberian pinjaman ternak sapi dengan cacao sebagai jaminannya. Telah dilakukan pelatihan dan magang petani cacao Telah dibentuk Koperasi Petani cacao dan telah dikirim petani ke Pabrik Pengolahan Coklat di Tangerang PT.Bumi Tangerang sebanyak 12 orang Akan ditanda tangai perjanjian dneagn perusahan tersebut. TANAMAN ATSIRI Pengemabngan tanaman itsiri merupakan kerja sama dengan Puslitbangbun yang bertujuan untuk peningkatan pendapatan petani terutama yang berada di lahan kritis dnegan mengolahnya menjadi minyak atsiri Saat ini telah dikembangkan tanaman Atsiri seluas 20 Ha dengan bantuan untuk 20 KK senilai Rp 172.700.000,- dan tahun ini akan ditambah lagi seluas 60 Ha senilai Rp 518.001.000,- Telah difasilitasi dengan alat suling OBJEK WISATA AIR WATERBOOM Likasi Desa Muaro Kalaban Terletak disisi jalan (Negara) Lintas Sumatera 6 K dari pusat Kota Sawahlunto Berada di lingkungan perbukitan dengan alam yang segar Luas lahan ± 7000 m2 milik Pemda Kota sawahlunto Pembangunan yang sedang berjalan : Bangunan fisik gedung Bangunan kolam renang dan water boom Landcape. Pertamanan, dan parker Interior Bangunan Fisik Dalam pengembangannya akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung seperti : Fasilitas utama Shelter Waterboom Air terjun alam berupa tirai air Jembatan penghubung Treatment Sumber air kolam Reservoir air Jalan setapak, dan tangga Fasilitas Pendukung Bangunan pintu gerbang Toko peralatan olahraga air, mainan anak-anak dan souvenir Bangunan hotel Pusat jajan(Puja sera), dan Gazebo Area parkir PESONA OBJEK WISATA DI KOTA SAWAHLUNTO Kota Sawahlunto awalnya merupakan areal persawahan yang berada dalam wilayah adat Nagari Kubang. Sejak Tahun 1887 Sawahlunto mulai dirancang oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai kota yang berorientasi pada industri tambang batubara. Kota ini dipersiapkan sebagaimana layaknya sebuah kota, dengan jaringan jalan, penataanbangunan, system drainase dan sanitasi yang sempurna. Pada tahun 1998 setelah beroperasi lebih dari seratus tahun, eksploitasi tambang terhenti karena stagnasi batubara. Kota tambang ini kemudian tumbuh menjadi suatu Kota Wisata Tambang yang Berbudaya. Keunikan kota yang berjarak 95 KM dari kota Padang ini, terletak pada bangunan sejarah, bekas industri tambang, wisata kerajinan, wisata pendidikan dan wisata kuliner. Saat ini Pemeintah Kota Sawhalunto tengah mengembangkan wisata rekreasi dengan hadirnya water boom Muaro Kalaban dan Taman Satwa Kandi. Keragaman budaya multietnis yang dipertahankan oleh - Bertenaga by KerSip Open Source Dibuat: 8 October, 2008, 13:37 masyarakat Sawahlunto memberi warna dan sentuhan istimewa bagi pariwisata kota ini. KAWASAN KOTA LAMA  Dipusat kota lama kita dapat menikmati indahnya arsitektur bangunan bersejarah berlanggam Indies dan Pecinan. Masjid Agung Nurul Islam berdiri di areal bekas bangunan pembangkit listrik pertama di Sawahlunto. Tepat dibawah mesjid, terdapat bunker yang dulunya pernah digunakan sebagai tempat merakit senjata, mortar dan granat tangan. Disamping mesjid yan berdiri tahun 1955 ini, terdapat menara mesjid setinggi 80 meter. Menara ini pada mulanya merupakan cerobong asap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pertama di Sawahlunto. Selain mesjid, terdapat berbagai bangunan bersejarah lainnya seperti rumah Asisten Residen, Rumah Controlleur Belanda, Rumah Dokter, Rumah Demang, Rumah Fak Sin Kek yang sekarang menjadi Souvenir dan Coffe Soup, Gedung Sekolah Santa Lucia, Gereja Kristen Katolik, Gedung Societeit dan lainnya. GEDUNG PUSAT KEBUDAYAAN  Gedung ini didirikan pada tahun 1910. Awalnya gedung ini bernama Gluck Auf, merupakan tempat berkumpul pejabat colonial untuk berdansa dan berpesta, lalu gedung ini bernama gedung Bola berfungsi sebagai arena billiard dan bowling. Selanjutnya gedung ini berfungsi sebagai tempat pertemuan para pejabat colonial. Sejak kemerdekaan, gedung ini digunakan oleh masyarakat untuk pertunjukan seni dan berubah nama menjadi gedung Pertemuan Masyarakat. Gedung ini sempat pula disewakan kepada Bank Dagang Negara. Mengingat nilai histories gedung ini maka pada tanggal 1 Desember 2006, gedung ini diresmikan sebagai Gedung Pusat Kebudayaan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Ir.Jero Wacik dan difungsikan sebagai gedung penampilan kesenian multietnis. MUSEUM KERETA API Seratus lima puluh meter dari Masjid Agung Nurul Islam, terdapat Museum Kereta Api yan diresmikan pada tanggal 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak H.M.Yusuf Kalla. Museum ini didirikan di Stasiun Kereta Api Sawahlunto yang dibangun tahun 1918. Saat ini terdapat sejumlah koleksi indoor dan outdoor berupa peralatan dan gerbong-gerbong tua yang pernah dipergunakan. KERETA API WISATA Dari museum Kereta Api, kita dapat menikmati perjalanan nostalgia dengan lori wisata melewati perbukitan menuju Stasiun Muaro kalaban. Perjalanan ini akan melewati Lubang Kalam, terowongan dengan panjang 835 m yang merupakan situs terpenting dalam sejarah perkeretaapiaan Sawahlunto – Teluk Bayur. Di dalam terowongan terdapat 32 bilik berukuran 2x1 meter sebagai tempat perlindungan bagi pejalan kaki jika berada dalam terowongan. Terowongan ini dibuat oleh orang rantai (Orang hukuman yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Belanda) mulai 18 Oktober 1892 sampai 1 Januari 1894. MUSEUM GUDANG RANSUM Museum ini berada di Kelurahan Air Dingin yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari prosesi pertambangan di Sawahlunto. Bangunan yang didirikan tahun 1984 ini berfungsi memenuhi kebutuhan makanan seluruh pekerja dan buruh tambang (orang rantai)yang jumlahnya ribuan orang. Para pekerja tambang ini berasal dari perbagai daerah di pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Bangunannya terdiri dari Dapur Umum, Dapur, Gudang es, Gudang Makanan Mentah, Gudang Beras, Menara Asap dan Power Strom. Disini anda dapat melihat proses pembuatan dan membeli karya seni ukiran dari batubara sebagai cinderamata. BALAI DIKLAT TAMBANG BAWAH TANAH ( BD-TBT) Balai Diklat Tambang Bawah Tanah atau Ombilin Mines Training College (OMTC) merupakan wujud kerjasama antara Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia dengan JICA Jepang. Disini, dengan didampingi instruktur akan dapat dikenal lebih jauh isstem penambangan dan proses penambangan bawah tanah denan fasilitas simulasi tambang dalam, museum Geologi, laboratorium tambang, simulasi ledakan gas methan, analisa gas methan, sentral pemantau tambang dalam, alat analisa batubara, peralatan mesin-mesin dan listrik tambang bawah tanah, peralatan lingkungan, miniature pertambangan serta limbah tambang batubara. REPRESENTASI KAWASAN PERTAMBANGAN  Kawasan pertambangan Batu bara banyak terdapat di Sawahlunto, antara lain di Sawah Rasau dan Sawah Luwung. Diareal ini dapat disaksikan mulut tambang yang sudah tidak beroperasi serta lori yang pernah dipakai di tambang dalam. Di tambang terbuka ini dapat diketahui proses dan sistem penambangan permukaan bumi sekaligus dapat dikaitkan dengan ilmu geologi serta wawasan lingkungan hidup. Pada bekas tambang terbuka ini banyak terjadi danau bekas tambang. Pemerintah kota Sawahlunto mengembangkan kawasan in sebagai kawasan wisata dengan pengembangan area pacuan kuda, area road race/motocross, dan camping ground. WATER BOOM MUARO KALABAN Objek wisata waterboom Pool and Garden Muaro Kalaban yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera merupakan waterboom pertama di Sumatera Barat. Objek wisata ini diresmikan pada tanggal 1 Desember 2006 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Ir.Jero Wacik. Fasilitas yang ada antara lain kolam orang dewasa dan remaja dengan waterslide/seluncuran, kolam balita, pujasera/cafĂ©, fasilitas kamar bilas, toilet, gazebo, dan dalam waktu - Bertenaga by KerSip Open Source Dibuat: 8 October, 2008, 13:37 dekat akan dikembangkan arena flying fox. TAMAN SATWA KANDI  Saat ini, taman satwa Kandi yang berada di areal seluas 5 ha dekat danau Tandikek ini mempunyai koleksi berbagai binatang, seperti : Gajah tunggangan, unta, monyet, kangguru, ular, kelinci, rusa jawa, burung hantu, bido, kura-kura, musang, merpati dan angsa. Untuk pengembangan Taman Satwa Kandi ini setiap tahun jenis koleksi satwa akan ditambah juga akan terus dilakukan perbaikan sarana seperti gazebo, jalan setapak taman dan lampu taman, serta penataan kawasan danau tandikek. MAKAM PROF.MR.H.MUHAMMAD YAMIN Prof.MR.H Muhammad Yamin merupakan salah seorang putra terbaik bangsa Indonesia yang dilahirkan dan dimakamkan di Talawi kota Sawahlunto. Diantara jasa-jasanya beliau merupakan konseptor Pancasila dan pencetus lambing Gajah Mada. Beliau pernah menjadi Rektor Universitas PBB. Sebagai seorang sastrawan beliau pernah mengarang buku Ken Arok dan Kendedes (1946), Gajah Mada (1948), Diponegoro (1945), Tan malaka (1948), Suta Dharma (1955) dll. Atas jasa-jasa beliau sebagai pejuang di bidang politik, pemerintahan, keamanan, pendidikan, sastra dan bahasa, maka pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional disamping beberapa bintang jasa dari Presiden Republik Indonesia.  Objek wisata ziarah ini dilengkapi perpustakaan. Disini kita dapat menggali sejarah bangsa dengan meneladani beliau sebagai sosok anak bangsa Indonesia yang turut mengukir sejarah Indonesia. WISATA HANDYCRAFT/KERAJINAN TANGAN  Keberadaan buruh tambang yang berasal dari berbagai daerah dan etnis membuat berbagai industri kerajinan tumbuh dan berkembang. Beberapa produk kerajinan khas Sawahlunto yaitu, kerajinan sapu lidi dan sapu ijuk di Silungkang, anyaman dan tembikar di Talawi dan yang paling terkenal adalah Tenun Silungkang. TENUN SILUNGKANG  Tenun Songket tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Minangkabau. Silungkang yang berada dikawasan Sawahlunto merupakan daerah penghasil songket yang terkenal dari dahulu kala. Kepandaian membuat songket diwariskan turun temurun. Saat ini, tidak hanya songket tradisi, tenun Silungkang berkembang mengikuti kebutuhan dengan beragam bahan motif, corak dan warna serta dapat pula digunakan sehari-hari untuk bahan pakaian dan sarung. Di Silungkang kita dapat menyaksikan tahap-tahap dalam menenun, memilih dan membeli berbagai tenun berkualitas. WISATA KULINER Di Sawahlunto kita dapat menemukan keragaman makanan dari berbagai daerah karena seni kuliner yang tetap dipertahankan oleh masing-masing etnis. Dendeng batokok adalah salah satu makanan spesifik daerah ini. Dendeng batokok terbuat dari potongan daging sapi yang dipanggang dan ditipiskan dengan cara dipukul-pukul, kemudian disajikan bersama minyak tanak dan dimakan bersama nasi hangat, sambal pedas dan sayuran segar. WISATA BUDAYA  Banyaknya pekerja tambang dari berbagai etnis yang datang ke Sawahlunto membuat kota ini kaya akan keragaman warisan seni dan budaya. Keragaman warna seni dan budaya ini tetap dipertahankan masyarakat Sawahlunto sampai sekarang. Jika anda berkunjung ke Sawahlunto anda dapat menyaksikan pertunjukan kuda kepang, reog, wayang kulit, tari tor-tor, campur sari dan barongsai. Seni tradisi Minangkabau pun menonjol disini adanya tabuik, randai, selawat dulang, dan tari-tarian lainnya. Bahkan beberapa tarian di Sawahlunto merupakan akulturasi budaya multietnis. Tari tanun dan Tari Tambang merupakan 2 tarian khas Sawahlunto. Tari tenun menggambarkan kegiatan wanita minang dalam proses menenun. Tari tambang menggambarkan proses penambangan batubara di masa lampau. Makan bajamba, merupakan even tahunan yang digelar untuk memeriahkan Ulang Tahun Kota Sawahlunto setiap tanggal 1 Desember. Makan bersama secara adapt ini diikuti oleh seluruh penduduk kota Sawahlunto dari berbagai etnis. Dalam kegiatan tersebut berbagai rombongan datang berbusana adat minang  - Bertenaga by KerSip Open Source Dibuat: 8 October, 2008, 13:37 Strategi Kebijakan di Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang. Tujuan - Terwujudnya keseimbangan antara pengelolaan dan kemampuan daya dukung dari sumber daya alam sehingga dapat emberikan kemakmuran bagi seluruh rakyat dari generasi kegenerasi. robogan.go.id ttp://grobogan.go.id Menggunakan Joomla! Generated: 8 October, 2008, 13:23 - Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan guna mencapai kesejahteraan bagi eluruh rakyat dari generasi kegenerasi. - Mewujudkan pembangunan yang harmonis, dinamis, serasi, seimbang dan berwawasan lingkungan. - Terwujudnya pedoman kebijakan tata ruang dan wilayah sesuai dengan pemanfaatan dan peruntukannya. 2. Sasaran - Terlaksannya inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya alam. - Pengembangan sistem informasi lingkungan. - Pemantapkan kelembagaan. - Peningkatan partisipasi masyarakat - Pelaksanaan usaha konservasi, pengendalian dan rehabilitasi SDA. - Penataan, peningkatan mutu dan produktivitas SDA - Pengembangan pemanfaatan SDA dan pelestarian SDA abiotik - Penataan dan penegakan hukum lingkungan - Pengembangan teknologi pengelolaan lingkungan. - Terciptanya kebijakan tata ruang dan wilayah yang dinamis sesuai dengan perkembangan dinamika pembangunan. - Terwujudnya pembangunan yang sesuai dengan peruntukan lahannya. - Terciptanya keserasian dan keseimbangan pembangunan sesuai dengan tata ruang dan wawasan lingkungan. 3. Kebijakan - Pengoptimalan, peningkatan dan persyaratan penilaian analisa mengenai dampak lingkungan bagi semua kegiatan ang berpotensi menghasilkan dampak negatif pada masyarakat luas. - Peningkatan pengendalian serta, pengawasan pengelolaan lingkungan alam, tanah dan air. - Mempersiapkan dan mengoptimalkan penataan dan penegakan hukum pada upaya pengendalian ekosistem yang Simbang. - Peningkatan serta pembudayaan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup. - Pengembangan sistem informasi lingkungan dengan prioritas pada penyediaan data informasi lingkungan berbasis omputer. - Melibatkan seluruh potensi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangankawasan lingkungan. - Meningkatkan kebersihan dan keindahan kota dengan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasaranakebersihan. - meningkatkan program prokasih. - Kebijaksanaan pengembangan dan pembangunan struktur tata ruang. - Kebijaksanaan sarana dan prasarana perkotaan. - Kebijaksanaan dan strategi pengembangan transportasi. - Kebijaksanaan dan strategi pengaturan bangunan. - Pembangunan kota perlu dijaga kelangsungan daya dukung lingkungan. - Pembangunan dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan lahan secara optimal dan seimbang dengan mengusahakan keserasian antara wilayah pembangunan. - Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) terutama yang berkaitan dengan bergesernya status penggunaantanah di kawasan-kawasan strategis guna mendukung otonomi daerah. Paradigma Pendidikan Lingkungan Hidup  Menyongsong lembar baru abad keduapuluh satu, hingar bingar pembangunan masih berhias warna kontras koyaknya kelestarian lingkungan hidup. Masyarakat negara-negara maju telah menempatkan isu lingkungan hidup sebagai agenda pemikirannya, tetapi di republik ini permasalahan lingkungan baru dibicarakan secara teoritis dan diperhatikan sebatas renda penghias kemasan pembangunan fisik materiil yang secara realita terlihat nyaris tak lebih dari sekedar formalitas. Industrialisasi, eksploitasi sumber alam, dan beragam rupa kegiatan "berbaju" pembangunan dengan mengatasnamakan kebijaksanaan pemerintah "demi kesejahteraan rakyat" berjalan kencang dengan menafikan dampak yang akan timbul di waktu mendatang terhadap lingkungan hayati maupun non hayati. Sebenarnya masyarakat (baca : rakyat rentan) memiliki hak terlibat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dalam UU no.4 th. 1982 pasal 6 mengenai Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup tertulis "Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup." Yang secara lengkap dijabarkan dalam penjelasan sebagai berikut : "Hak dan kewajiban setiap orang sebagai anggota masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup mencakup baik tahap perencanaan maupun tahap-tahap pelaksanaan dan penilaian ...".   Tetapi untuk mempergunakan hak dan kewajiban tersebut tampaknya masyarakat masih terbentur pada rendahnya pemahaman dan kesadaran mengenai arti penting lingkungan hidup. Sementara itu political will (kemauan politik) pemerintah terhadap transformasi wawasan dan akses masyarakat atas informasi masih kurang. Dalam hal ini jalur pendidikan dianggap sebagai media yang bisa membawa masyarakat pada pemahaman dan kesadaran moral, sehingga pola pikir dan pola gerak dalam pembangunan selalu dilandasi wawasan lingkungan hidup. Pendidikan di sini mencakup pendidikan formal dengan arti terstruktur dalam kurikulum yang dibuat oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan dasar sampai tinggi; serta pendidikan non formal dalam arti pendidikan di luar jalur-jalur formal tersebut. Khususnya untuk pendidikan formal, saat ini pendidikan lingkungan sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh pemerhati lingkungan Indonesia yang tergabung dalam bermacam lembaga bentukan pemerintah maupun non pemerintah. Kesadaran Masih Rendah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Di sini meliputi transfer of knowledge (mengalihkan suatu pengetahuan), attitude (sikap) dalam suatu proses dan cara mendidik. "Pendidikan merupakan transfer ilmu dan teknologi pada generasi mendatang agar kemampuan seseorang sebagai sumber daya manusia akan lebih berkembang di bidang pengetahuan, sehingga lebih produktif," tutur Prof. DR Ir Soedarmanto, Ketua Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Unibraw saat ditemui BRAVO di ruang kerjanya. Dunia pendidikan formal di Indonesia dewasa ini telah mencapai kemajuan yang cukup berarti bila dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Pendidikan dasar telah menjangkau daerah-daerah pelosok, sementara untuk pendidikan tinggi banyak ditemui di kota-kota besar maupun menengah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan formal telah menjadi kebutuhan utama dalam mempersiapkan jalannya pembangunan, membekali sumber daya manusia dengan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan. Aspek lingkungan hidup seharusnya disadari sebagai suatu bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan. Fenomena yang umum terjadi, masyarakat ternyata belum mampu menjiwai wawasan lingkungan dalam perilakunya, disini termasuk pula golongan berpendidikan. "Kita lihat bagaimana orang-orang masih membuang sampah di selokan, atau di sungai, dosen merokok di ruang kelas, dan masih banyak lagi contoh kecil sehari-hari yang mencerminkan kurangnya wawasan lingkungan hidup di masyarakat," ujar Prof. Ir. Radyastuti Winarno, Ketua PPLH IKIP Malang.  "Kalau berbicara masalah kesadaran lingkungan sering kita terjebak berbicara masalah-masalah lingkungan yang terlalu tinggi, seperti penyelamatan hutan, tetapi sebenarnya yang lebih utama kesadaran itu dibangun mulai dari hal-hal kecil yang sederhana," lanjut dosen yang sehari-harinya mengajar di fakultas MIPA jurusan Biologi IKIP Malang. Syafruddin Ngulma Simeulue, seorang aktivis pemerhati lingkungan dan kini menjabat ketua LSM Peduli Indonesia, mengungkapkan keprihatinannya, "Kesadaran masyarakat secara umum belum banyak berubah dari 4-5 tahun yang lalu, masalah sosialisasi kepedulian lingkungan hidup belum sampai ke masyarakat, hanya berputar di kelompok-kelompok kecil pemerhati lingkungan." Sementara itu, Soedarmanto menyoroti golongan berpendidikan juga belum banyak memahami wawasan lingkungan, kesadaran lingkungan bergantung dari person itu sendiri, tergantung ke-interest-annya terhadap lingkungan. "Sebenarnya masalah lingkungan sudah dimasukkan pada bidang-bidang mata kuliah di masing-masing fakultas, secara khusus memang sudah ada beberapa mata kuliah yang berbicara mengenai lingkungan. Tetapi kenyataannya semua itu belum mengcover permasalahan lingkungan dari segi pendidikan," lanjut dosen Fakultas Pertanian Unibraw ini. Sebatas Muatan Saat ini dalam pendidikan formal yang ada di Indonesia, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah, bidang-bidang ilmu yang diajarkan belum banyak mengakomodir wawasan lingkungan. Wawasan lingkungan hanya sebatas sisipan-sisipan di pelajaran. Menurut Radyastuti Winarno, "Semenjak tahun 1982 sebenarnya masalah lingkungan sudah dimasukkan dalam kurikulum, tahun 1992 hal ini dievaluasi, tetapi ternyata hasilnya masih jauh dari memuaskan."   ementara DR. Dra. Yulinah Trihadiningrum M.App.Sc., dosen Teknik Lingkungan ITS, menjelaskan, "Kebanyakan wawasan lingkungan disisipkan pada bidang-bidang yang berkaitan dengan biologi. Memang semenjak pendidikan dasar sudah ada, tetapi hanya sebatas pengenalan, misalnya pengenalan species." Mengenai keterkaitan species terhadap keseimbangan lingkungan, apa pengaruhnya jika species itu punah, atau apa penyebab turunnya populasi species tertentu, itu yang belum banyak dikuasai oleh pengajar, lanjut dosen yang mengenyam pendidikan sampai strata S-3 dalam bidang lingkungan ini. Syafruddin Ngulma, yang juga giat mengkampanyekan lingkungan hidup lewat media agama, melihat pendidikan lingkungan di Indonesia sangat berbeda dengan di luar negeri, khususnya perihal metode yang digunakan. "Di Malaysia pendidikan lingkungan ditekankan pada praktek lapangan, siswa diajak ke hutan, diberi wawasan dan berdiskusi. Di Thailand juga begitu. Kalau di Indonesia tampaknya belum mampu seperti itu, mungkin karena terbentur dana," ungkap lulusan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh ini menuturkan pengalamannya dalam perjalanan studi banding ke luar negeri. "Di Belgia, untuk pelajaran biologi SD contohnya, ditekankan pada pengamatan ekosistem dengan segala keterkaitan antar penghuni ekosistem tersebut, misalnya pada ekosistem kolam. Bagusnya, orang tua murid dilibatkan pula dalam membimbing anak-anaknya," ucap Yulinah Trihadiningrum.     Menanggapi hal ini, DR. Frans Mataheru, Direktur PPS IKIP Malang yang banyak bergelut di bidang teknologi pendidikan, mengungkapkan, "Dengan kondisi seperti ini, untuk Indonesia, para tenaga pendidik harus pandai-pandai mengkaitkan unsur lingkungan hidup dalam bidang yang diajarnya." Sementara itu untuk dunia pendidikan tinggi di Indonesia, saat ini masalah lingkungan sudah mendapatkan porsi khusus, walaupun masih minim. Seperti diungkapkan Radyastuti Winarno, "Di perguruan tinggi masalah lingkungan dimasukkan pada mata kuliah Ekologi, Hukum Lingkungan, ataupun AMDAL, untuk bidang lainnya hanya sebagai muatan. Tetapi ternyata sesuai evaluasi, hasilnya belum terlihat juga." "Untuk bidang ilmu teknik memang ada mata kuliah khusus, misalnya AMDAL, itu sudah diterapkan hampir di semua jurusan, dan biasanya pada semester 6 atau 7, tapi kalau hanya 2 SKS apalah artinya ?" tandas Yulinah Trihadiningrum. Dosen yang mengambil gelar S-3 masalah kualitas air dalam hal aplikasi bioindikator di Belgia ini, menganggap perihal pendidikan lingkungan hidup paling tepat apabila diajarkan semenjak dini, mulai pendidikan dasar dengan adanya kesinambungan materi yang terstruktur, "Seperti P-4, yang diajarkan berkesinambungan. Agar peserta didik dapat mengerti, menghayati dan mengamalkannya sesuai dengan bidang keilmuan yang nantinya didapatkan di perguruan tinggi." Soedarmanto melihat kemungkinan bahwa dalam pendidikan di Indonesia, masalah ekonomi, khususnya kemiskinan, dianggap hal yang paling urgen, sehingga permasalahan lingkungan masih sedikit diremehkan, padahal masalah lingkungan secara global tidak bisa terlepas dari permasalahan ekonomi, demikian pula sebaliknya. Pendidikan Alternatif Untuk menambalsulam celah-celah kekurangan pendidikan formal, banyak pihak pemerhati ataupun yang terkait langsung dengan penanganan lingkungan mengupayakan suatu pendidikan lingkungan alternatif. Sebagai contoh di kelompok-kelompok pencinta alam, ajang rekruitmen anggota (pendidikan dan latihan dasar) dapat dikatakan menjadi salah satu bentuk pendidikan lingkungan. Di kegiatan tersebut materi lingkungan hidup mendapatkan porsi khusus, dan lebih diperdalam lagi pada masa pemberian materi lanjutan pasca pendidikan dan latihan dasar. "Tetapi biasanya perihal lingkungan hidup masih kurang mendapat perhatian bila dibanding bidang olah raga alam bebas," papar Ichda Mariyana, aktivis Pencinta Lingkungan Hidup (PLH) Siklus ITS yang menjabat sebagai Divisi Litbang, mengutarakan sisi lemah kebanyakan pendidikan dan latihan dasar pencinta alam. Instansi pemerintah yang terkait dengan bidang lingkungan hidup, seperti Departemen Kehutanan juga mempunyai model-model pendidikan lingkungan, seperti Pendidikan Kader Konservasi Sumber Daya Alam. Tetapi sayangnya kegiatan yang sangat baik ini dirasa belum cukup intensif, serta kurang berkesinambungan. Bahkan untuk beberapa tahun belakangan ini nyaris tak terdengar lagi. Menanggapi hal tersebut Menteri Kehutanan RI, Ir.Djamaloedin Soeryo Hadikoesoemo, saat ditemui BRAVO pada acara Temu Alumni di SMUN 3 Malang, menyatakan keheranannya "Lho ...iya tho ? Kalau begitu perlu untuk dihidupkan kembali, karena ini penting sekali, menyangkut masalah sumber daya pembangunan yang sadar akan arti penting lingkungan." Ketika diminta tanggapannya lebih lanjut Menhut menyatakan dengan nada antusias "Masalah ini perlu dibicarakan pada pihak-pihak yang terkait, untuk dapat membahasnya secara lebih baik. Kirim saja surat atau proposal pada saya." Model pendidikan lingkungan alternatif yang lain bisa dijumpai di PPLH Trawas. Achmad Arief, personal pada bagian Program di PPLH Trawas, menjelaskan bentuk pendidikan di Trawas kebanyakan menggunakan pola diskusi, baik berupa diskusi rutin mingguan maupun lokakarya (baca box : PPLH Trawas), "Sasaran PPLH Trawas adalah segala macam kalangan, seperti guru, mahasiswa, pelajar, seniman, penduduk desa, dan dari yang muda sampai yang tua," tuturnya. Lain lagi dengan Syafruddin Ngulma, yang menganggap jalur agama sebagai media yang lebih mengena dalam pendidikan lingkungan alternatif. Ayah tiga anak ini memang aktif memasukkan muatan lingkungan hidup lewat pendidikan agama di pondok-pondok pesantren. Ia melihat bahwa masyarakat Indonesia masih menganut budaya paternalistik, dengan pemuka agama sebagai panutan masyarakat. "Jadi tinggal bagaimana membekali pemuka agama dengan wawasan lingkungan," paparnya saat ditemui Bravo pada suatu acara pertemuan LSM. Media massa juga bisa dikatakan berperanan besar dalam mendidik masyarakat. Dengan semakin banyaknya liputan persoalan lingkungan hidup baik oleh media cetak maupun elektronik, secara langsung atau tidak langsung merupakan upaya memberi informasi dan menggugah kesadaran masyarakat mengenai wawasan lingkungan hidup. Tampaknya upaya penyelenggaraan pendidikan lingkungan hidup non formal bisa menjadi suatu harapan mengisi kekurangoptimalan pendidikan formal, yang dapat dikatakan masih kurang berhasil memberi landasan wawasan lingkungan hidup pada masyarakat. Perlu Pembaharuan Bila melihat tujuan pendidikan lingkungan di Indonesia, dalam lokakarya mengenai pendidikan lingkungan hidup di Jakarta, Sarwono Kusumaatmaja, Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, mengungkapkan manusia Indonesia diharapkan mempunyai pengetahuan mengenai lingkungan, selanjutnya muncul kemampuan untuk berbuat baik bagi lingkungan. Urgensi saat ini adalah menciptakan pola sinergis yang lebih besar, sehingga pendidikan lingkungan tidak berkesan sporadis dan masyarakat merasakan ada satu arus yang menuju pada satu tujuan, demikian penjelasan Sarwono (Kompas/26/11/1996).   "Pendidikan lingkungan harusnya lebih ditekankan pada kemampun masyarakat dalam mengontrol pengambilan keputusan tentang alokasi sumber daya alam, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan haknya atas informasi," ujar Andik Hardiyanto, SH, Kepala Divisi Lingkungan Hidup Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, yang sering menyoroti persoalan lingkungan dari sisi ideologi pemerintah yang mengeksploitasi sumber daya alam melebihi ketersediaan kemampuan alam untuk memperbaharui. Sedangkan Frans Mataheru menegaskan "Harus ada suatu program pemerintah untuk mengkoreksi dan memperbaiki keadaan sekarang. Semacam sadar lingkungan. Kemudian program tersebut dijabarkan lebih lanjut, lalu oleh Depdikbud operasionalnya dimasukkan dalam kurikulum."  Radyastuti Winarno dalam makalah mengenai metode pengajaran pendidikan lingkungan yang disampaikannya di lokakarya "Peningkatan Kesadaran Tentang Pelestarian Lingkungan : Khususnya Perairan Sungai Brantas", membahas tentang tujuan dalam ranah afektif, kognitif dan ketrampilan pada program pendidikan lingkungan adalah masyarakat harus dapat mengembangkan kesadaran, pengetahuan, sikap, kecakapan dan peranserta dalam mengatasi persoalan lingkungan. Interaksi yang kompleks di antara setiap komponen lingkungan, hubungan timbal balik antara organisma dan lingkungannya merupakan point dasar dalam menumbuhkan wawasan lingkungan, ini tercakup pada bidang ekologi. Lingkup ekologi misalnya dapat berupa studi tentang perairan, hutan, kota, dsb.   Sesuai urgensinya, titik berat pendidikan lingkungan adalah pada penyebab kemerosotan kualitas lingkungan, berikut gejala-gejalanya. Dari situ lantas pendidikan lingkungan diorientasikan pada disiplin ilmu peserta didik. Karena di luar bidang ekologi persoalan lingkungan hidup memiliki keterkaitan yang kompleks dalam bahasan ekonomi, sejarah, teknik, politik, sosiologi, psikologi, budaya, etika maupun estetika. Demikian dijelaskan Radyastuti Winarno dalam makalahnya. Menurut ibu dua anak ini, peran pengajar juga harus lebih mendalam, dengan berpartisipasi aktif bersama anak didik pada pemecahan masalah lingkungan, tidak sekedar sebagai pemberi informasi dalam kelas.   Sedangkan Erika Stutz Dipl.Chem. HTL, adviser environment pada Vocational Educational Development Center (Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi, disingkat : VEDC) Malang, sebuah usaha kerja sama pemerintah RI dan Swiss, melihat bahwa dalam upaya mengefektifkan pendidikan lingkungan diperlukan penambahan sarana-sarana visual ataupun peraga untuk mempermudah penangkapan materi.     VEDC sendiri merupakan program pendidikan yang memberikan bekal kepada tenaga pengajar sekolah kejuruan teknik. Lingkungan hidup juga menjadi salah satu penekanan dalam program joint venture yang akan berkahir tahun 1997 ini. "Untuk program lingkungan, sementara ini kami sudah menghasilkan beberapa buku pegangan guru dan poster-poster yang dikemas dalam bahasa sederhana disertai gambar-gambar yang menarik," tutur lulusan Politeknik Swiss di bidang Teknik Kimia ini dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar.   Metode diskusi dan permainan (semacam simulasi) juga menjadi tawaran alternatif, seperti diungkapkan oleh DR.Ir.Soehardjono MPd. Dipl. HE, dosen Fakultas Teknik Unibraw yang biasa membawakan mata kuliah tentang AMDAL di jurusan Pengairan, "Ini dimaksud agar persoalan lingkungan hidup bisa lebih cepat dimengerti," lanjutnya. Moralitas Pembangunan Dari realitas di atas, seyogyanya perlu ditanamkan bahwa sudah selayaknya pendidikan lingkungan hidup dapat diselenggarakan lebih terstruktur dengan ditunjang oleh penyempurnaan metodologi. Baik melalui prakarsa pemerintah, dal hal ini Depdikbud, untuk kemudian dimasukkan dalam pendidikan formal, ataupun oleh prakarsa kelompok-kelompok yang peduli dan berkecimpung langsung dengan alam dan lingkungan sebagai bentuk pendidikan informal. Sinergi kedua jalur pendidikan tersebut akan mengantarkan unsur-unsur sumber daya pembangunan pada muara "pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup", sehingga jargon tersebut tak lagi terdengar sebagai kalimat pemanis dan penghibur keresahan bumi yang makin hari kian lelah oleh eksploitasi manusia yang hanya ingin mengeruk sebuah kenikmatan sesaat. Bila masih menginginkan anak cucu kita dapat menikmati indahnya dunia, maka tanggung jawab moral atas kegiatan pembangunan di bumi nusantara yang semakin rentan ini ada pada diri kita masing-masing, dengan adanya itikad baik untuk saling memberi kontrol dan dukungan terhadap upaya pemerintah dalam membangun negeri yang konon gemah ripah loh jinawi ini. Kelihatannya mudah untuk diucapkan, tetapi bagaimana melaksanakannya ...? Itu yang harus kita jawab ...!!

No comments:

Post a Comment